Selasa, 26 Juli 2011

Padahal Baru Tadi Pagi



dari sekian banyak hal yang terlewati
aku selalu memandang dan melihat
mengamati dan mengambil ibroh...
detik ke detik berlalu dalam waktu
menghitung nadi ku tentang umurku di dunia
sekejap ku hidup di bumi terukur dalam detik akherat
aaaahhhh...
cepat sekali hidup ini...
bayanganku mengingatkan aku baru saja lahir kemaren...
tapi umurku telah menggerogoti usia ku yang terasa kini
pagi yang baru saja menerbitkan mentari
kini telah menyajikan senja dengan sunsetnya
mega merah itu bukanlah mega merah yang tadi pagi...
mentari itu juga bukanlah sang surya tadi pagi....
aaaaaahhhh...
nafas ini bukanlah nafas yang kemaren...
begitupun waktu ini...
bukanlah waktu yang kemaren...
bahkan waktu esok belum tentu menjadi waktu kita...
adakah yang berani menjamin umur ini sampai esok...?
aaaaaahhhh...
cepat sekali senja datang...
padahal mentari baru tadi pagi tersenyum di antara kabut lembut

al-asy', 06052011

Senin, 25 Juli 2011

Nada Sedih

hei..... lihatlah.....
langit menangis pagi ini...
di tengah panas yang melanda dua hari terakhir
ia menangis sekarang
setelah melewati malam yang kelam
pohon nangka di depan kamar ku tampak basah
kabut di sana pun telah menutup bukit
adakah hujan di hati ini hilang...?
bersama hilangnya tangisan langit
ku ingin kabut dalam hatiku
menutupi segala nada sedih
                  
al-asy', 05052011

Sabtu, 23 Juli 2011

Entah Apa yang Ku Perbuat

ku lihat malam dalam temaram lampu jalanan
menghitung gemintang berkedip malu
berjejer rembulan bundar menerawang
berbayang mega kelam meredup kabut
begitu banyak hal yang masih tertunda
andai sehari lagi usia di dunia ini...
entah apa yang dapat ku lakukan tuk menggenap keterkosongan
detik-detik terlewati dan hari yang berlalu
tak dapat diputar beriring waktu sehari yang kan datang
di usia pagi bunga dapat layu tanpa hujan kelembutan
di usia senja mentari dimakan malam bersama hujan penyesalan
begitu banyak hal yang masih tertunda
tak sempat damai berkuasa bermandikan hujan
andai sehari lagi umur di dunia ini
entah apa yang dapat ku perbuat
mengisi keterkosongan waktu yang selang berlalu
begitu banyak hal yang masih tetunda
hujan tak kunjung datang membawa kesejukkan

al-asy', 11052011


Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

Poetry Hujan: Hujan dan Bumi Pertiwi

senja itu kala dua anak bermain gundu
bertentang antara kesadaran dengan nurani
bulatan emosi tergambar dari setiap klereng
lubang menanti sebuah waktu yang berjalan
jemari tangan menggenggam adakalanya merenggang
menembak lawan dengan satu putaran dan sekali pukulan
teriak kekalahan dan kemenangan bersorak dari dada terdalam
penuh dengan keikhlasan dan tangisan
adakalanya kemarahan merajai dan membabi
ada apa ini?
di bumi pertiwi hujan menyapa tubuh negeri
menangisi insan dengan segala penyesalan
saat mendung memahkotai bumi ibu pertiwi
hati masih tetap sunyi...
tergeletak mati dalam peraduan duniawi
dalam harga diri yang telah mati
(banyu biru, 23072011)

Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

Sajak Kecil untuk Damar



damar...
kau tulis sajak ini...
dari setiap huruf dan menbentuk kata
dari kata kau rangkai kalimat
jadilah ini yang kata orang di sebut sya'ir
damar....
tak berarti tulisan mu ini
jikalau hati tak berpegang tongkat
kau banyak berkata cinta...
menulis do'a...
dan mencurhatkan dosa.....
hidupmu tertuang dalam sejuta relasi dalam tulisan ini
dalam sejuta puisi....
damar....
kau tahu Allah mu tidak buta
kau tau Allah mu tidak tuli
kau tahu Allah mu tidak berpaling barang sekejapan mata
berapa banyak tulisan yang kau tuangkan dalam kertas
tak mempunya arti tak berlandaskan relasi
kau hanya bisa menulis damar.....
damar...
sejuta karya tak mengubah hidupmu
sejuta kata tak menentukan jalanmu
kau tahu Allah mu...
tapi kau tak mengenalnya...
bagaimana kau mengenal-Nya
sedangkan kau tak mengenal dirimu sendiri...

al-asy', 04052011

Senin, 18 Juli 2011

Perasaan Baru Kemaren

perasan baru kemaren aku mendengar pendidikan di pentingkan
ketika rezim suharto dijatuhkan mahasiswa-mahasiswa revolusioner
suara itu seolah telah hilang dari hari-hari telingaku
tak ada bekas dalam hari pendidikan ini


perasaan baru kemaren Ki Hajar Dewantara
memenuhi telingaku dengan ajarannya
membuat bangsa Indonesia tahu ilmu dan pendidikan
seperti yang dikatakan Soekarno
"dia (Ki Hajar Dewantara) adalah bapak pendidikan bangsa Indonesia,
seandainya tak ada dia bangsa ini tak mungkin bisa seperti ini"
semboyan-nya yang membuncah dari lubuk hati yang memanas
"ing ngarsa sung tuladha
ing madya mangun karsa
tut wuri handayani"
begitu indah ajaran yang dipersembahkan tuk bangsa ini


persaan baru kemaren semboyan itu bergema
sudah puluhan tahun hal itu berlalu...
perasaan baru kemaren itu terbaca
terngiang dalam telinga
dan hati tak pernah mau mengembangkannya...
apalah arti hari pendidikan jikalau bangsa tak berpendidikan
berpendidikan ilmu... diri... dan hati....
kata-kata tak berarti tanpa adanya relasi....
aaaaahhhh......
persaan baru kemaren......

al-asy', 03052011

Lagi-lagi Kehidupan


indah larik mega merah seusai hujan menutup hari
di senja penantian di pinggir pantai
ku termenung dalam kepingan silam
semakin dekat tuntaskan kepergian
bawa sebentuk harap terbangun dari tidur panjang
bulan emas melingkar bundar di atas samudra
membentuk wajah di permukaan air
tenggelam dalam guncangan gelombang
menuntaskan semua deskripsi kehidupan...
oohh....
lagi-lagi kehidupan...
semua terasa fana di dalam dunia
tak ada yang nyata
tak ada yang sempurna....

al-asy', 02052011

Minggu, 17 Juli 2011

Asa


seringkali aku temukan dalam keramaian
tentang kehidupan yang tak pernah ku tahu
suara nada bergetar dalam langkah
melaju rintih di dalam genggaman
aaaahhhh.
entah apa lagi yang bercokol dalam benak yang tak tahu malu ini
selalu saja ingin mendongkrak asa bersuara
tapi diri masih terlalu hina
masih tenggelam dalam lumpur yang kotor
terperosok dalam setiap omongan
mati dalam kekakuan
dari sejuta belenggu jiwa yang mati

unsiq, 02052011

Bunga Tercinta


dengarlah...
wahai bunga yang ku cinta
dalam hujan aku terpana di kegelapan malam
di antara kabut rindu aku melamunkanmu
tersungkur di hamparan pelataran sajadah
dari setiap kata yang ku tulis
adalah kata cinta yang mendera...

dengarlah...
wahai bunga yang ku cinta
mega merah senja tadi menyapa ku
seolah-olah dia berkata kau merindukanku
deburan ombak mengiringiku
dengan tenang ia berbisik kau akan datang malam ini
dalam setiap mimpi yang tergambar dalam sketsa waktu
dengarlah...
wahai bunga yang ku cinta
di hamparan pasir aku terduduk
selalu dan selalu saja berfikir tentang kau
mata yang telah nanar tak mampu melihat jelas wajahmu
dalam temaram cinta yang tergambar
kau hadir hanya dalam angan
dalam sejuta bahkan milyaran harapan...

dengarlah...
wahai bunga yang ku cinta...
apalah harap jika amal kurang....
apalah mimpi jika api menghalangi....
mata yang telah nanar tak mampu melihat jelas wajahmu
dalam temaram cinta yang tergambar
kau hadir hanya dalam angan
dalam sejuta bahkan milyaran harapan...
al-asy', 01052011

Pemuda dan Harapan Hitam


di sudut penantian jalan yang terjamah
melangkah seorang pemuda dalam gontai
memandang sekitar kanan dan kiri
bibirnya terselip rumput
tampak menggendong tas berisi harapan
terseok dalam kelam
di peraduan senja yang semakin hitam

al-asy', 01052011

Jumat, 15 Juli 2011

Keabadian, Cinta, Taman Pertemuan


sayang...
malam ini aku masih berada di tengah waktu
dalam himpitan pertanyaan yang menghujamku
dari sudut mata yang terpana
sampai sudut hati yang merasa...
berjuta-juta kalimat tanya berjejal di otakku
aku tak tahu harus bagaimana
ingin ku jawab satu persatu pertanyaan itu
aku tak kuasa sayang...
di dalam milyaran kata yang tertuang
aku tak pernah menemukan maksud kehidupan yang nyata
aku mencari makna keabadian dalam hidup
aku tak pernah mendapatkannya
satu dari sekian makhluk yang bernyawa ku temui
tak dapat aku menemukan keabadian di dalamnya
ku beranjak dari nyawa menuju cinta
ku pelajari dari setiap kata yang tertuang
aku tak menemukannya...
ternyata persaanpun tak ada yang abadi...

sayang...
salah besar ku mengatakan aku cinta kau selamanya
ketika ruh ini telah hilang dari jasad yang kotor
maka cintaku cukup sampai disitu
aku tak bisa mencintaimu selamanya seperti apa yang ku katakan
tak ada jasad yang abadi
begitupun cinta...
cinta juga tak ada yang abadi...
tak ada cinta sejati sayang antara makhluk dan makhluk...

semua semu...
dari segala yang terbaca
hanya cinta tuhan kepada hamba-Nya yang sejati
tak usah kau menangis dengan keterbatasan cinta yang ku miliki sayang
sebab cinta kan menemukan masanya...
jangan menangis sayang...
simpan senyum mu dalam peraduan nanti...
bersama kita duduk dalam taman kerinduan...

al-asy', 01052011

Kamis, 14 Juli 2011

Kerinduan Masa Kecil


sejuk kau menyapa aku
dalam setiap langkah yang terpatri harapmu
ku lantang melangkah menepakkan kaki
bersandar dalam keinginan mu
merangkak dalam mengais ujung mimpi
memutar waktu yang telah berlalu
dari hidup masalalu mu
dalam sunyinya hari bersama senyuman mu
dan gelak tawa indah dari ku
hati menengok keluar jendela
masa depan yang kau gambarkan untuk ku
saat ku genggam ujung jarimu dengan tangan mungilku
aku tak pernah tau apa yang ada dalam fikirku
yang ada hanya tanya dan tanya ketidak tahuanku
aku tak dapat berkata
hanya menangis yang ku lontar agar kau tahu

ibu...
ku rindu masalalu kecilku bersamamu...
al-asy', 30042011

Pagiku Tentang Selembar Daun


baru saja matahari muncul mengintip dari balik awan
bunga tampak mengeringkan air yang menempel di tubuhnya
kabut mulai menyingkir dari jarak pandang
angin menyapa sepoi mengelus tubuh
ku buka mata melihat hari
detik ke detik yang terlewati menghitungku
seberapa lama waktu ku di bumi
waktu ku merasakan hidup di dunia...
daun jatuh dari tangkai pohon mangga yang masih tampak basah
terombang ambing dalam sepoi angin
melayang terbawa arus tanpa bisa mencegah
sampai jatuh di peraduannya
tergenang di atas kolam ikan yang bergelombang
dalam waktu yang tak bertepi
yang terus mengalir melaju tanpa henti

al-asy', 30042011